Mengenal Istilah Mark Up dan Mark Down Dalam Berbisnis
Dalam dunia bisnis, ada banyak istilah yang harus kita ketahui. Mungkin ada beberapa istilah yang asing di telinga Kita, padahal Kita sudah menerapkan istilah tersebut dalam bisnis yang Kita jalankan.
Salah satu istilah yang pastinya sudah digunakan, namun belum banyak orang yang mengetahuinya adalah istilah Mark Up dan Mark Down. Apakah Kamu sudah tau mengenai istilah ini? Kalau belum, yuk langsung aja simak ulasan berikut ya!
Apa Itu Mark Up dan Mark Down?
1. Mark Up

Dalam dunia bisnis, ada istilah yang namanya Mark Up. Jadi Mark Up ini merupakan penambahan harga pada biaya suatu produk untuk menghasilkan harga jual. Tentunya penggunaan Mark Up ini akan meningkatkan Margin atau keuntungan dari penjualan produk tersebut.
Marks Up merupakan salah satu metode yang paling simpel dan paling sering digunakan untuk menentukan harga jual. Tujuan dari penggunaan metode ini tentu saja untuk menutup biaya tidak langsung serta laba rugi perusahaan.
Rumus sederhana untuk menghitung Mark Up adalah: Harga Jual = Biaya beli produk + Mark Up
Contohnya:
Misal Kamu mau menjual Lipstik, modal atau harga beli yang Kamu keluarkan adalah Rp10.000,-. Untuk mendapatkan keuntungan, tentu saja Kamu perlu melakukan Mark Up pada produk tersebut.
Jadi harga jual untuk Lipstik tersebut bisa menjadi = Rp10.000 + Rpp5000 (Mark Up) = Rp15.000,-
2. Mark Down

Nah, berbanding terbalik dengan Mark Up, Mark Down merupakan istilah untuk menurunkan harga jual suatu produk. Biasanya Mark Down digunakan saat ada event-event tertentu seperti cuci gudang atau diskon besar-besaran.
Meskipun begitu, bukan berarti perusahaan akan rugi setelah melakukan Mark Down pada produknya. Bisa saja keuntungan yang didapat jauh lebih sedikit dari apa yang diharapkan.
Rumus sederhana untuk Mark Down adalah: Harga Jual = Biaya Produk – Mark Up
Contohnya:
Harga Lipstik yang sudah di Mark Up adalah Rp15.000, lalu ada event diskon. Nah, Kamu bisa mengurangi sedikit dari harga jual agar tetap bisa mendapatkan keuntungan paling tidak adalah balik modal.
Misal harga Lipstik yang sudah di Mark Up Rp15.000, Kamu bisa merubah harga jualnya menjadi: Rp15.000 – Rp4000 (Mark Down) = Rp11.000,-
Nah, itulah penjelasan mengenai istilah Mark Up dan Mark Down dalam dunia bisnis. Sudah Kamu terapkan dalam jualan kan? Kalau belum, coba cek tips ini deh.
Tips Sebelum Menerapkan Mark Up dan Mark Down
1. Perhatikan Target Penjualan

Sebelum menerapkan Mark Up, Kamu perlu memperhatikan siapa target penjualan Kamu. Jadi Kamu nggak bisa gitu aja langsung menerapkan harga jual.
Target penjualan bisa menjadi acuan untuk menerapkan seberapa banyak Mark Up yang Kamu perlukan. Target penjualan Kamu juga tentunya bisa menjadi acuan saat menerapkan Mark Down.
2. Perhatikan Biaya Operasional

Pada beberapa bisnis, pastinya ada biaya operasional kan? Nah, untuk Kamu yang bisnisnya memiliki biaya operasional, pastikan sudah memperhatikan hal tersebut saat menentukan Mark Up.
Jadi sebelum menentukan Mark Up, Kamu perlu menghitung modal serta biaya operasional terlebih dahulu. Setelah itu menghitung modal serta biaya operasional, barulah Kamu bisa menentukan Mark Up yang diinginkan.
3. Perhatikan Harga Kompetitor

Nah, dalam menentukan Mark Up yang Kamu inginkan, Kamu juga perlu melihat terlebih dahulu harga-harga dari Kompetitor.
Jangan sampai produk yang Kamu jual jauh lebih mahal dibandingkan dengan produk Kompetitor padahal jenis produk yang dijual itu sama.
Itulah beberapa tips sebelum menerapkan Mark Up dan Mark Down untuk harga jual produk Kamu. Sekarang udah tau kan apa itu Mark Up dan Mark Down?